Jakarta – Bayangkan saat berolahraga di bawah terik matahari, para aktivis kelelahan dan haus. Kemudian, ketika Anda meminum air, itu akan memberi Anda kedamaian dan kebahagiaan. Jadi apa yang terjadi?
Sederhananya, kita banyak berkeringat dan haus karena kita membutuhkan air untuk menggantikan air. Namun, akan ada langkah lain, yaitu manisnya minum air saat haus.
Saat berolahraga, tubuh kehilangan banyak air sehingga menyebabkan penurunan aliran darah. Sebagian besar otak manusia dilindungi oleh sawar darah otak, yaitu lapisan sel yang mencegah masuknya racun.
Namun, beberapa bagian otak di luar penghalang ini mampu mendeteksi penurunan volume darah dan memicu tanda-tanda dehidrasi pada tubuh. Daerah otak yang mendeteksi rasa haus meliputi lobus subfornikal (SFO), organum vasculosum lamina terminalis (OVLT), dan nukleus preoptik medial (MnPO). Ketiga area ini mengandung neuron yang fungsinya merangsang rasa haus.
“Respon ini cepat dan penting untuk kelangsungan hidup. Menurut Oka, tubuh membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk menyerap dan mendistribusikan air. Namun, sinyalnya dikirim ke otak melalui tegukan pertama. Otak kemudian akan memberi sinyal dengan melepaskan dopamin, hormon yang bisa memicu perasaan senang dan lega.
Meski mengetahui bagaimana otak melepaskan dopamin, Oka tidak begitu memahami bagaimana pelepasan dopamin dirangsang saat meminum alkohol. Namun pada penelitian sebelumnya ia menemukan bahwa menelan dapat memicu pelepasan dopamin pada tikus.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, tindakan menelan dapat mengirimkan pesan ke neuron di MnPO bahwa tubuh menerima air. Selanjutnya MnPo meredakan rasa haus pada otot SFO dan memberikan rasa kenyang pada tubuh.
Menurut Oka, minum air bukan satu-satunya cara menghilangkan dahaga. Begitu air mencapai usus, tubuh mendeteksi penurunan kadar garam dan air dalam darah, yang menyebabkan peningkatan hormon yang disebut peptida usus vasoaktif (VIP).
Hormon ini memberi sinyal pada otak dan tubuh bahwa sudah cukup minum. Namun masih banyak yang harus dipahami, seperti dari mana VIP berasal dan bagaimana hormon ini diproduksi.
“Kami bahkan tidak tahu bagaimana osmolalitas [ukuran zat terlarut dalam darah] menentukan sel-sel usus,” kata Oka. Oka juga menilai sistem ini dimulai tidak hanya untuk melindungi individu, tetapi juga untuk meningkatkan kehidupan suatu kelompok atau spesies.
Ketika air, yang merupakan sumber daya penting, terbatas, kemampuan untuk mengakses air dalam jumlah yang cukup dengan cepat dapat membantu menjamin kelangsungan hidup semua spesies.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Neuron Journal pada tahun 2019, hal tersebut hanyalah hipotesis sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa yang memicu pelepasan dopamin tersebut.